;

31.7.17

Harga yang Harus Dibayar dari Sebuah Kemalasan


Aku percaya bahwa keajaiban akan selalu datang
Aku memercayainya
Sepanjang waktu

Hujan sepanjang tahun, memfasilitasi kegemaranku berlari-lari di bawah hujan
Tanpa tudung penutup kepala, atau semacamnya
Aku masih ingat, hari dimana aku merasa sangat pusing, dan batuk-batuk setelah satu hari sebelumnya aku berlarian bersama hujan
Ayah ibuku selalu menasehati, agar aku menghampiri tempat-tempat yang teduh bila hujan di keesokan hari kemudian menghampiri

Aku tetap mengulangi semuanya, hujan bagiku adalah sebuah hiburan
Melebihi rasa bahagiaku ketika bermain dengan boneka-boneka lucu yang ayah belikan kemarin
Bagiku, setiap tetesan air dari hujan yang datang adalah butiran doa yang jatuh ke bumi

Hanya saja, aku tidak sedang beruntung kemarin, batuk-batuk pasca hujan
Namun, aku tidak pernah menyalahkannya

Ia tidak bermaksud jahat, hanya saja, aku yang kurang beruntung.

Aku begitu keras kepala

Sama seperti yang kualami beberapa waktu yang lalu
Aku terlalu beranggapan segalanya akan baik-baik saja
Tentu saja, aku selalu memiliki hal-hal menyenangkan yang tidak dimiliki orang lain
Yakni: keberuntungan.
Payahnya, ia berulang.

Sampai-sampai, aku hampir meyakini bahwa aku terlahir menjadi orang beruntung
Apapun hal yang aku inginkan, yang aku rencanakan, tak satupun meleset dari sasaran
Jalanan tanpa terjal selalu menemaniku setiap hari

Hingga hari pembalasan itu pun tiba

Berkat segala kemalasanku, aku harus membayar total keseluruhan dampaknya

Aku tak lagi beruntung

28.7.17

Memulai dari Bawah Bukan Sebuah Dosa


"If you think that you can't, you get nervous to be the beginner, just try and try, make the best mindset in your mind that you can do, take a breath for a while and speak up!"

Aku mengingat-ingat betul perkataan Mis Novi sebagai the best quote of the day, terngiang-ngiang dan membekas di angan.

"Everyone come from the low position, not directly on the top. Learning something is a procees, step by steep, need a long time. So, don't judge your mind that you can't do. Suggest your self that it's your learning procees." ia menambahkan

Sekali lagi, aku mengungkapkan kebahagiaanku disini, diantara orang-orang yang semangat belajar. Tidak ada olokan satu sama lain karena gagal, tidak ada arang-arang yang patah karena merasa rendah.

Saling menghargai, karena misi yang sama. Belajar untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris.

Tak bisa dipungkiri memang, semua orang memiliki kemampuan yang berbeda satu dengan lainnya. Namun, tentu saja bukan kemudian yang masih belum bisa semakin menyurutkan tekadnya.

Menyadari tidak bisa melakukan sesuatu adalah sebuah anugerah, satu langkah lebih depan ketimbang yang lainnya.

Bagusnya lagi, disikapi dengan keinginan untuk belajar dan terus meningkatkan diri.

Memulai dari bawah bukanlah sebuah dosa, ia adalah bentuk-bentuk kecil dari sebuah kebaikan

dan berada di bawah, benar-benar bukan hal yang memalukan

27.7.17

Bergerak atau Tergantikan


Jalanan yang tak pernah lengang, deretan pengendara sepeda berlalu lalang di sepanjang jalan.
Jalanan kecil, pun jalanan besar di kampung yang ramai dengan penjual cilok, jajanan sempol, dan lainnya.

Aku bernyanyi-nyanyi riang, menyanyikan deretan lagu-lagu yang tidap pernah terupdate dan dengan lirik yang tidak pernah lengkap.

"It doesn't matter, i'm happy with it" ujarku saat orang-orang menertawakan nyanyianku.

Terlalu banyak orang yang kutemui setiap hari, terlalu banyak nama-nama yang harus aku hafalkan, ah aku tidak yakin akan mengingat mereka semua selepas aku pulang ke Solo.

Lalu lalang orang mengingatkanku akan sesuatu hal, aku teringat salah satu jargon yang kutemui di sebuah kegiatan di Bogor sekitar satu tahun yang lalu, "Bergerak atau Tergantikan"

Terlalu banyak orang yang aku temui disini, dari berbagai usia, berbagai rentang akademik.
Sebut saja, dari sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, mahasiswa berbagai semester, mahasiswa yang sedang menunggu wisuda, orang-orang yang sudah bekerja, bahkan ada pula lulusan master degree beberapa universitas.
Aku dapat menemukan mereka semua disini.

Belajar tanpa nama, tanpa tahu darimana asal dan latar belakang akademik.
Hanya berdasar kemampuan bahasa Inggris.

Aku sering merasa malu, terlihat gagap di depan anak-anak yang masih bersekolah
Minim vocabularies, pronunciation yang buruk, dan pengetahuan yang sangat minim.

Ratusan orang setiap hari melalui jalan-jalan ini, kurasa..
Dari berbagai lembaga-lembaga bahasa inggris yang aku pun kesusahan menghitungnya
Bertebaran tutor-tutor pengajar bahasa inggris dimana-mana
Ratusan kukira, jika aku mengalikan jumlah kelas-kelas di setiap lembaga-lembaga pendidikan bahasa inggris disini.

Ah, banyak sekali orang yang bisa berbahasa inggris dengan baik.

Lalu lalang orang mengingatkanku pula dengan banyaknya jumlah orang-orang yang belajar bahasa inggris, setiap minggunya, setiap bulannya, setiap tahunnya bahkan.

Mereka datang dari berbagai penjuru nusantara, dari berbagai latar belakang budaya.
Mendatangi sebuah kampung kecil di sebuah kabupaten kecil di Jawa Timur, Kabupaten Kediri demi memperbaiki kemampuan bahasa inggris.

Ah, aku sebenernya minder
Kupikir aku terlambat.

Banyak sekali orang-orang yang menyiapkan masa depannya dengan memulai satu langkahnya dengan bahasa inggris.

"Bergerak atau Tergantikan"

Begitu banyak orang yang sedang bergerak saat ini, begitu banyaknya, tak terhitung jumlahnya
Karena ketika hanya diam, kita akan begitu mudah ditinggalkan.

Tergantikan dengan mudahnya
Oleh mereka yang berkemampuan lebih.

Mari Bergerak!
Atau lambat laun kita akan Tergantikan oleh mereka yang terus bergerak.

25.7.17

Meng'kaya'kan orang-orang lain


Sering aku mencoba mencari-cari
Di setiap lipatan bajuku bahkan
Tentang jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berseliweran di kepalaku

Alasan-alasan mendahulukan orang lain ketimbang diri sendiri
Aku menemukan di berbagai tempat
Aku analisis semuanya
Namun sayang, keinginanku untuk membagikannya kepadamu harus kuurungkan

"Aku tidak bisa mengingat semuanya"

Pertemuanku di sebuah rumah makan di Kampung Inggris
Aku sedang mencoba berbicara bahasa inggris dengan teman baruku, Faya namanya
Hingga kemudian aku menyerah dan berbicara kembali dengan Bahasa Indonesia untuk memperluas obrolan

Faya, perempuan Jambi yang datang kesini (Kediri, Jawa Timur) untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris
"Sama sepertiku," ujarku dalam hati waktu itu

Ia menambahkan, ia datang jauh-jauh dari Kediri dengan dukungan penuh orang lain
Keluarga bahagia yang belum dikaruniai keturunan

"Aku dibiayai semuanya, biaya program, akomodasi Jambi-Kediri, dan uang untuk aku makan, mereka baik sekali, padahal mereka pengasuh di pondokku, tidak ada ikatan apa-apa" ujar Faya

Aku tergugu, melihat beberapa perjuanganku untuk sampai kesini dan membandingkan dengan apa yang Faya dapatkan. Betapa beruntungnya dia bagai mendapat durian runtuh.

"Mereka memintaku untuk membantu mereka mengajar bahasa inggris anak-anak, aku bersikukuh tidak bisa bahasa inggris. Mereka terus saja menguatkanku, salah satunya dengan membujukku ikut program ini dan mereka sungguh baik" tambah Faya

aku tidak percaya, kepalaku berisikan pertanyaan-pertanyaan
Hingga aku menemukan konsep baru
Konsep tentang mengkayakan orang lain: tak melulu tentang uang dan segala yang berbau materialistik

Bahwa sesungguhnya, mengkayakan orang lain adalah rumus paling tepat untuk berinvestasi kebaikan dengan jangka panjang.

Mengkayakan ilmu khususnya

Mengukur Diri


Hidup adalah pusaran roda
Aku tak mengingkari ujaran-ujaran itu,
Kita menyadari, kadang kita berada di atas merasa dijunjung tinggi
Kadang kita berada di bawah, dtinggalkan oleh siapapun karena berbagai macam hal

Aku suka mendengarkan cerita, aku suka membaca buku-buku biografi, dan aku suka stalking kisah orang-orang sukses
Menyelam jauh membersamai kisah hidup mereka
Mencari jawaban-jawaban atas hal-hal unik yang orang-orang lain dapatkan
Bagaimana mereka bangkit dari keterpurukan yang teramat sangat
Bahkan, aku suka menghubungi mereka-mereka semua
Ah, dasar! Memang tak tahu malu aku

Setiap orang memiliki jalan-jalan sendiri, cabang kehidupan yang bermacam-macam, dan tentunya godaan dan hambatan yang datang dari berbagai macam arah

Sebenarnya, inti dari usaha-usaha mencapai kesuksesan tidaklah sulit
Hanya cukup rumus-rumus tentang kemampuan mengukur diri sendiri dan berani bergerak

Jika kita merasa tinggi, lihat orang-orang di atas kita.
Tak ada apapun yang bisa kita banggakan untuk menyombongkan diri

Jika kita merasa tidak memiliki apa-apa, coba melihat sisi-sisi perjuangan orang-orang yang telah mencapai suksesnya
Tidak semuanya dari nol: benar
Tapi tidak semuanya pula memiliki angka-angka sebagai modal penentu kesuksesan

Jika kita merasa rendah diri, lihat kembali bagaimana kemampuan kita mengukur diri
Kalau jarak menuju sukses masih sangat jauh
Kurangi istirahat, percepat langkah, dan rencanakan perjalanan sebaik-baiknya

Berani bergerak
Berani mengubah kebiasaan-kebiasaan yang buruk
Berani melangkah lebih jauh dan mencoba lebih banyak

Belajar dari kisah-kisah hidup orang-orang sukses
Sekecil apapun kesalahan akan tetap menjadi kesalahan
Sekecil apapun perjuangan akan tetap menjadi bagian dari umur perjuangan kita

Biarkan roda-roda terus berputar, asalkan mentalmu sekuat baja.

15.7.17

Di Jalanan

Kujumpai orang-orang di sudut-sudut jalanan
Bersama bising-bising replika
Bersama dengan asap-asap yang melesat
Aku tak menginginkan apapun

Gema-gema suara menyapaku sesuka hati
Bersama dengan senyum-senyum palsu
Aku tidak mengenali mereka semua

Aku hanya merindukanmu

Aku tak akan mencarimu di sini
Aku tak akan menemuimu di manapun

Aku tak lagi membeda siang dan malam
Semua tak lagi berjarak
Segala cerita tak lagi berarti

Tak ada kata yang terucap
Tak ada lagi tatap yang bersambut
Tak ada lagi senyum yang terlukis indah

Darimu....

Hanya kujumpai orang-orang di sepanjang jalan

Ingin kuteriakkan keras-keras
Aku tak membutuhkan mereka semua

Hanya karena rindu

11.7.17

Diantara Para Pejuang


Aku tak pernah memungkiri bahwa kita bisa belajar dimana saja dan dari siapa saja
Aku selalu membenarkan,
Bahwa lembaran-lembaran kehidupan adalah ilmu-ilmu nyata yang bertebaran dan dapat kita dapatkan kapan saja dan dari mana saja
Tentu saja, berbekal kemampuan memilih yang tepat
Kemana kita akan belajar, dan dengan siapa kita akan berguru

Aku merasa beruntung, memutuskan pilihan yang kuanggap tepat
Berada di antara para pejuang: istilah yang kunamai sendiri untuk orang-orang di sekelilingku saat ini

Mengisi liburan dengan sebaik-baiknya
Bukan berarti aku menganggap apa yang aku lakukan adalah yang terbaik: bukan, bukan begitu
Aku sedang memuji diriku sendiri kurasa: menghargai diri sendiri tidak ada salahnya, bukan?

Kupikir, jauh lebih banyak para pejuang-pejuang yang lain, dengan cara yang berlainan tentunya
Yang jauh lebih berjuang lebih keras ketimbang kami yang ada disini

Aku berbicara tentang opportunity cost, selalu ada yang harus dikorbankan dari sebuah pilihan
Pesanku setiap kita jangan takut untuk memilih dan memutuskan

Aku tak bisa lagi mengutarakan seberapa bahagianya aku di sini, di antara para pejuang
Diantara orang-orang yang merelakan liburannya untuk hal-hal yang lain

Sungguh, aku tak menemukan orang-orang yang lesu disini
Semuanya bersemangat
Semuanya memanfaatkan waktu sebaik-baiknya
Semuanya
Yang kemana-mana mengayuh sepeda dengan bahagianya
Yang kutemukan di warung-warung makan, di toko-toko buku, di kelas-kelas yang berjarak, dan di sepanjang jalan


Aku belum akan bercerita banyak
Yang pasti, aku begitu bahagia berada diantara para pejuang


#3 #30haribercerita

Kita yang Tak Bisa Membahagiakan Semua Orang


Pernah ga sih kita terpikirkan untuk selalu berbuat baik?
Tentu saja pernah

Pernah ga sih kita merasa sudah berbuat baik tetapi terus saja dianggap banyak dalih?
Tentu saja pernah

Pernah ga sih kita menganggap apa yang kita lakukan masih dalam koridor kewajaran tetapi ternyata melukai orang lain?
Tentu saja pernah

Pernah ga sih kita dicerca bahkan disindir-sindir untuk kesalahan-kesalahan yang tidak kita mengerti penyebabnya?
Tentu saja pernah

Pernah ga sih kita bersedih hati atas anggapan-anggapan orang atas apa yang kita lakukan?
Tentu saja pernah

Pernah ga sih kita berusaha menjelaskan maksud-maksud kita tapi dianggap angin lalu?

Setiap orang memiliki kuasa atas hati dan pikiran, setiap orang mempunyai hak untuk berpendapat dan berprasangka

Jangan bersedih, teruslah mengoreksi diri dan lanjutkan kebaikan-kebaikanmu

Jangan kecewa, kebaikan tidak boleh putus hanya karena anggapan-anggapan orang lain

Perbaiki hati dan niat dari setiap hal yang kita lakukan

Kita renungkan bersama, rasulullah yang sudah dijanjikan surga Allah saja selalu mendapati kebencian-kebencian orang lain ketika melaksanakan dakwah, diludahi, dilempari kotoran tapi beliau tetap sabar, menerima, dan tanpa henti melakukan kebaikan

Teruslah berbuat baik
Meski orang-orang lain tidak menyukaimu

Karena kita tak akan pernah bisa membahagiakan semua orang


#2 #30haribercerita

9.7.17

Jodoh dan Perempuan


Aku sudah berkata kepadamu, aku hanya akan menulis
Aku akan bercerita kepadamu, tentang apa saja

Beberapa hari yang lalu, hashtag #haripatahhatinasional kembali berseliweran di Instagram, tempat berkumpulnya anak-anak muda di dunia daring.
Sebabnya, Muzzamil, tokoh idola kaum hawa ini resmi mempersunting Sonia, adik tingkatnya di kampusnya dulu.

Sontak, akun-akun nikah muda tak luput sedikit pun memberitakan, mengupload postingan foto-foto romantis pasangan halal.
Bahkan, Salim Afillah, Ridwal Kamil tak ketinggalan mengucap selamat atas mempelai yang sedang terkembang senyumnya diikuti dengan komentar beribu-ribu jumlahnya

Tak lama, muncul postingan-postingan pesaing, menyindir perempuan-perempuan sebagai kaum menye-menye yang terlalu mengharap kepada sang idola.

Ah, perempuan !
Aku selalu mengharap ia istimewa
Kadang lemah selemah tangkai-tangkai yang layu oleh terik
Kadang tegar seperti kaktus yang tahan keluhan

Aku hanya menyayangkan sikap-sikap yang kurang pantas, tentang penantian-penantian perempuan dan tentang keinginan-keinginan akan jodoh terbaik yang sering membuat lupa diri

Aku tidak terlalu peduli dengan anggapan-anggapan menye-menye yang akan diberikan kepadaku selepas menulis tulisan ini. Tentang jodoh dan masa depan.

Pembicaraan tentang jodoh semakin kemana-mana,
Aku pun tak memungkiri, persiapan menuju kehidupan mendatang adalah dengan berbekal jodoh terbaik

Aku tak pernah menyalahkan akun-akun nikah muda yang sering membuatmu senyum-senyum sendiri membacanya, pun aku tak pernah menyalahkan istilah-istilah manfaat dari menikah secepatnya, pun aku tak kuasa menahan untuk ikut-ikutan membicarakan jodoh ketika yang lain membicarakannya

Aku hanya menyayangkan, perempuan-perempuan yang katanya cerdas itu semakin terlenakan oleh pembahasan-pembahasan tentang jodoh dan pernikahan

Ungkapan-ungkapan, "Orang baik hanya untuk orang baik, pun kebalikannya" sering sekali menjadi pegangan hidup kaum-kaum hawa
Hingga banyak yang alpa mengartikan dan berlomba-lomba menjemput jodohnya ibarat lari sprint tanpa rintangan

Bukankah ada kematian yang juga tak pasti datangnya?
Bisa saja kematian lebih cepat datang ketimbang jodoh, bukan?
Namun, kebanyakan darai kita justru abai

Perempuan-perempuan hebat, mari mengubah sudut pandang
Mengganti obrolan-obrolan tentang jodoh kepada hal-hal yang lebih bermanfaat
Terlalu membosankan jika hidup kita dipenuhi dengan obrolan cengingas cengingis tentang laki-laki, jodoh, dan menikah secepatnya

Alangkah baik kita menjadikan diri kita bemanfaat bagi orang lain, untuk keluarga, masyarakat daripada berpikir dan membicarakan tentang jodoh dan lagi-lagi jodoh

Perempuan ditakdirkan menanti, menunggu, dan memutuskan
Tapi tidak dengan diam tanpa memikirkan orang lain

Bukankah di belakang lelaki hebat selalu ada perempuan hebat?
Mari menghebatkan diri kita terlebih dahulu !



#1 #30haribercerita

8.7.17

30 Hari Bercerita


Bismillah

Aku menyebut hari ini dan hari-hari ke depan adalah titian perjuangan
Aku membayangkan titian kayu berpenampang kecil yang harus dilewati dengan hati-hati
Berhati-hati atau jatuh sia-sia

Aku selalu percaya bahwa berangan-angan tanpa perjuangan adalah kesia-siaan
Sia-sia? Bukankah angan tak butuh biaya?
Iya benar.
Tapi kamu membutuhkan waktu

Bukankah waktu justru lebih berharga?

Berawal dari tugas peliputan event beberapa bulan yang lalu, tentang peluncuran buku dan program internasional kampus tercinta, aku menyadari bahwa ketidakbisaan harus dilawan
Percaya diri harus dibangun, sedini mungkin

"Wah, gila ya Mbak, program sekeren ini ga banyak mahasiswa yang tahu, padahal kampus udah baik banget ngadain program beginian" ujarku kepada rekan liputanku kala itu

Ia mengangguk-angguk mengiyakan

"Mbak, ayo daftar! kayaknya kesempatannya gede sih, ga banyak yang tahu" tambahku.

"Iya, aku mau coba" tuturnya sambil tersenyum

Hari berlalu, aku tetap diam di tempat hingga tenggat waktu pendaftaran selesai
Aku tak punya program yang diajukan, tak punya rencana, dan tak berusaha mengusahakan
Alasannya klise: minder, karena tak jago bahasa Inggris

Sedang rekan liputanku dulu yang bahkan aku mengajaknya mendaftar program dia lolos seleksi dan akan berangkat ke Belanda

Aku senang, hanya saja malu dengan diri sendiri

Lagi!

Ada program magang ke luar negeri yang fully funded tapi hanya kuacuhkan begitu saja
Masih dengan alasan yang sama
Sedangkan teman-temanku yang mendaftar banyak yang kemudian lolos

Aku semakin malu pada diri sendiri

"Is, Kamu ngga akan pernah bisa berbahasa Inggris sampai kamu mau belajar dan membiasakannya" ujarku pada diriku sendiri

Aku kembali mengingat hukum sebab akibat, bahwa apa yang kita tanam adalah apa yang kita unduh
Kalau kita tidak melakukan apapun, masak iya kita berharap akan mendapat apa yang kita inginkan?

Kemudian aku berpikir.
Bahasa Inggris akan sangat penting ke depan
Menjadi salah satu jembatan meraih harapan dan cita-citaku ke depan

Akhirnya kuputuskan merantau lebih jauh
Berbekal nekat dan semangat

Bismillah

Aku akan mengorbankan banyak hal
Aku menyebutnya investasi
Segala sesuatu perlu untuk dipersiapkan bukan?

Bismillah

Kepadamu, aku akan bercerita
Tentang memoar perjalanan dan ilmu-ilmu yang kutemukan di jalan
Aku akan bercerita
Tentang apa saja

Tunggu dan doakan aku..

6.7.17

Menentukan Arah (2)

Melupakan nama-nama hari, pun juga deretan angka-angka di kalender adalah ciri-ciri memasuki libur panjang
Bertemankan dengan ponsel
dan suara adik-adik yang berisik di rumah menjadi rutinitas sehari-hari

Libur idul fitri ditambah libur semester mengakibatkan tanggal-tanggal terlewati tanpa aktivitas berarti
Tentunya, setelah momen-momen silaturahmi berakhir dengan pulangnya kembali sanak saudara kembali ke tempat asalnya
Pun juga tema-teman yang mulai kembali ke rutinitasnya di kota-kota

Namun lain,
Libur panjang kali ini membuatku berpikir
Rehat sejenak dari aktivitas rutinan dan mulai mempersiapkan beberapa hal
Aku menyebutnya berkemas

Ada hal-hal besar yang harus dipersiapkan
Ada banyak hal yang harus ditulis
Aku sedikit merubah kata-kata yang sering kupegang teguh

"Tulislah semua mimpimu, karena ketika kamu mulai melupakannya. Ia akan menjagamu berkomitmen untuk meraihnya"

Tidak
Kita tidak boleh hanya menulis mimpi-mimpi kita
Namun juga rencana
Rencana-rencana untuk menggapai mimpi-mimpi kita
Kita tulis sesederhana mungkin

Karena mimpi akan tetap dan terus menggantung di angkasa
Tanpa akan pernah terwujud
Kecuali kita memberanikan diri melangkahkan kaki

Sedang langkah-langkahmu akan terbata-bata tanpa rencana yang nyata



2.7.17

Menentukan Arah (1)


Kali ini, aku akan bercerita
Bukan mengajakmu mengingat perjalanan-perjalanan dan pilihan mu akan jodoh seperti yang Mas Gun utarakan di bukunya yang berhasil membuat teman-teman seusia saya baper parah.

Tapi tentang cerita-cerita yang lain, dengan sudut pandang lain, bahwa secepatnya kapal sudah akan berlabuh, layar sudah harus terkembang, dan tujuan harus sudah tentu pasti.


Tak bisa dipungkiri, kebiasaan menunda-nunda adalah penyakit kronis yang sering saya alami.
Bukan bermaksud menuduh, tapi kupikir begitu pun juga dengan kebanyakan orang.

Saya selalu merasa bahwa segala sesuatu akan berjalan baik dan telah diatur sedemikian rupa.
Banyak sekali hal-hal yang sebelumnya kita rencanakan berujung gagal
Menuai ke-tidak-jadian karena ke-tidak-siapan
Namun kita santai-santai saja
Tanpa beban
Alasannya?
Karena kita belum menentukan kemana  kapal kita akan bersandar dan mendarat

Pernah saya berpikir, angan demi angan yang terlintas dan kita cita-citakan hanya sekedar gaya dinamis
Yang dapat bergerak dan berubah sesuai kata hati

Sering kita merasa telah bekerja dengan keras, berpikir dengan sangat melelahkan
Tapi kita merasa tidak melakukan apa-apa
Bahkab merasa melakukan hal sia-sia
Karena tidak pernah mengerti akan tujuan

Menentukan arah
Menentukan kemana kaki akan melangkah
Menentukan kemana kapal akan berlabuh

Karena, sebaik-baik kehidupan adalan yang direncanakan
Karena sebaik-baik rencana adalah yang terarah

1.7.17

Berjalan Lebih Cepat


"Nanti saja"
"Iya, nanti"
"Tunggu saja, nanti, bukan sekarang"

Ah, aku ingat ucapan-ucapanku itu
Sering sekali aku mengucapkannya
Lebih sering aku ucapkan kepada diri sendiri

Terbiasa membiarkan hidup berjalan sendiri
Membiasakan segala sesuatu seperti air yang mengalir
Seadanya saja
SepemberianNya saja

Mungkin, kita justru sering lupa perintah-perintahNya
Menjadi khalifah tangguh yang memperjuangkan kebaikan

Membicarakan kesuksesan, kita sering terlena
Melihat kesuksesan yang lain terkadang bukan menjadikan diri kita lebih keras berjuang
Tapi justru melenakan, karena kita menganggap segala sesuatunya mudah

Hidup orang lain direncanakan oleh mereka
Hidup kita? Kita sendiri yang merencanakan
Segala sesuatu dengan kehendak Allah tentunya

Tapi mereka-mereka yang sukses dengan mudahnya
Atau mereka yang memperjuangkan dengan susah payah kemudian sukses
Bukanlah diri kita

Masing-masing dari kita memiliki cerita tersendiri
Tentunya Allah mengharapkan kita untuk senantiasa berjuang

"Bukan yang paling pintar, tapi yang paling bersungguh-sungguh."

Kadang perlu ada yang menampar untuk menyadarkan

Bahwa jalan yang ditempuh masih sangat panjang
dan kita tertinggal jauh,

Bahkan ketika kita menemukan jalan yang sama
Dengan rute dan arah yang sama
Bahkan, belokannya pun sama

Bedanya, yang lain memiliki kendaraan masing-masing
Sedang kita hanya memiliki kaki untuk berjalan
Kita tak memiliki kendaraan yang akan membantu kita menempuh perjalanan
Berarti kita harus lebih keras berjuang,
Lebih keras berusaha dan tentunya:

Kita harus berjalan lebih cepat.