;

9.7.17

Jodoh dan Perempuan


Aku sudah berkata kepadamu, aku hanya akan menulis
Aku akan bercerita kepadamu, tentang apa saja

Beberapa hari yang lalu, hashtag #haripatahhatinasional kembali berseliweran di Instagram, tempat berkumpulnya anak-anak muda di dunia daring.
Sebabnya, Muzzamil, tokoh idola kaum hawa ini resmi mempersunting Sonia, adik tingkatnya di kampusnya dulu.

Sontak, akun-akun nikah muda tak luput sedikit pun memberitakan, mengupload postingan foto-foto romantis pasangan halal.
Bahkan, Salim Afillah, Ridwal Kamil tak ketinggalan mengucap selamat atas mempelai yang sedang terkembang senyumnya diikuti dengan komentar beribu-ribu jumlahnya

Tak lama, muncul postingan-postingan pesaing, menyindir perempuan-perempuan sebagai kaum menye-menye yang terlalu mengharap kepada sang idola.

Ah, perempuan !
Aku selalu mengharap ia istimewa
Kadang lemah selemah tangkai-tangkai yang layu oleh terik
Kadang tegar seperti kaktus yang tahan keluhan

Aku hanya menyayangkan sikap-sikap yang kurang pantas, tentang penantian-penantian perempuan dan tentang keinginan-keinginan akan jodoh terbaik yang sering membuat lupa diri

Aku tidak terlalu peduli dengan anggapan-anggapan menye-menye yang akan diberikan kepadaku selepas menulis tulisan ini. Tentang jodoh dan masa depan.

Pembicaraan tentang jodoh semakin kemana-mana,
Aku pun tak memungkiri, persiapan menuju kehidupan mendatang adalah dengan berbekal jodoh terbaik

Aku tak pernah menyalahkan akun-akun nikah muda yang sering membuatmu senyum-senyum sendiri membacanya, pun aku tak pernah menyalahkan istilah-istilah manfaat dari menikah secepatnya, pun aku tak kuasa menahan untuk ikut-ikutan membicarakan jodoh ketika yang lain membicarakannya

Aku hanya menyayangkan, perempuan-perempuan yang katanya cerdas itu semakin terlenakan oleh pembahasan-pembahasan tentang jodoh dan pernikahan

Ungkapan-ungkapan, "Orang baik hanya untuk orang baik, pun kebalikannya" sering sekali menjadi pegangan hidup kaum-kaum hawa
Hingga banyak yang alpa mengartikan dan berlomba-lomba menjemput jodohnya ibarat lari sprint tanpa rintangan

Bukankah ada kematian yang juga tak pasti datangnya?
Bisa saja kematian lebih cepat datang ketimbang jodoh, bukan?
Namun, kebanyakan darai kita justru abai

Perempuan-perempuan hebat, mari mengubah sudut pandang
Mengganti obrolan-obrolan tentang jodoh kepada hal-hal yang lebih bermanfaat
Terlalu membosankan jika hidup kita dipenuhi dengan obrolan cengingas cengingis tentang laki-laki, jodoh, dan menikah secepatnya

Alangkah baik kita menjadikan diri kita bemanfaat bagi orang lain, untuk keluarga, masyarakat daripada berpikir dan membicarakan tentang jodoh dan lagi-lagi jodoh

Perempuan ditakdirkan menanti, menunggu, dan memutuskan
Tapi tidak dengan diam tanpa memikirkan orang lain

Bukankah di belakang lelaki hebat selalu ada perempuan hebat?
Mari menghebatkan diri kita terlebih dahulu !



#1 #30haribercerita

0 comments:

Post a Comment