;

20.2.17

Dan Janganlah Kamu Berharap Kepada Kebaikan


Manakala hati telah berbisik
Siapa gerangan yang akan mampu mengusiknya?
Manakala kita terlalu berharap kepada manusia
Lantas, apakah kita siap menanggung resikonya?

Kebaikan manusia. Banyak orang yang berbondong-bondong melakukan kebaikan. Banyak yang berjuang mengatasnamakan kebaikan. Banyak yang berbuat baik dengan embel-embel dibalas dengan kebaikan. Apapun itu, virus kebaikan telah menular. Menyebabkan semakin banyaknya pasukan-pasukan kebaikan yang siap pasang badan memberantas kejahatan dan ketidakmerataan kemakmuran.

Poin yang ingin saya garis bawahi adalah niat yang salah dalam menebar kebaikan. ‘

Kebaikan dibalas kebaikan. Jangan kemudian diartikan seperti rumus satu ditambah satu sama dengan tiga dikurangi satu yang hasilnya sama dengan dua. Hukum alam dengan hukum Allah tentu sangat berbeda.

Meluruskan niat. Baik tidak harus terlihat baik. Orang baik tak perlu menunjukkan dirinya baik. Dari setiap kebaikan yang kita lakukan tak perlu kita berharap kebaikan kita akan dibalas oleh orang lain serupa.

Bukankah kita ketahui bersama bahwa kepahitan yang teramat sangat itu ialah ketika kita berharap kepada manusia?


Karena manusia adalah tempat hawa nafsu, egois dan apatisme bersarang. Luruskan niat lillah karena-Nya semata. Karena berharap kepada manusia jusru akan menimbulkan sakit yang luar biasa. 

19.2.17

Mendefinisikan Bahagia



Beberapa hari ini, aku merasakan bahagia tak terkira. Entahlah, bahagia itu mengalir begitu saja tanpa sebab yang bisa kuutarakan. Kalau kamu yang baca ini dan merasa tulisan ini sungguh berlebihan, silahkan saja. Toh aku yang menulis, Hehehe

Mendefinisikan bahagia, 

Bahagia, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), merupakan keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan): - dunia akhirat, hidup penuh -; 2 a beruntung' berbahagia;

Katanya bahagia itu mengarah kepada banyak hal yang bermakna menyenangkan.

Bahagia, bukan sesuatu yang dipaksakan, namun bisa datang kapanpun, bahkan tanpa diinginkan kedatangannya. Mendefinisikan bahagia tentu bukan sesuatu yang mudah, yang mem-bahagia-kan (v) bagiku, belum tentu membahagiakan bagimu, mereka, bahkan -nya.

Untuk bahagia pun tak melulu muluk-muluk. Hal-hal kecil bisa berbuah membahagiakan. Barangkali di sela-sela capekmu, di sela-sela senyumnya, di setiap kegiatan yang kita lakukan, kita akan merasa sangat bahagia.

Definisi bahagia memang sangat sulit ditafsirkan, karena sifat absurb dan kaya akan subjektifitas. Bahagiaku memang belum pasti membahagiakanmu. Apa yang membahagiakanmu belum tentu kutafsirkan membahagiakan untukku.

Aku hanya mencoba mendefinisikan bahagia. Mendefinisikan keasbsurban menjadi definisi yang bermakna. Barangkali dari definisi yang kubuat bisa lebih dipahami oleh orang lain yang mengharapkan merasakannya.

Meskipun kebahagiaan sungguh bersifat relatif. Bersyukurlah kita yang masih mendefinisikan bahagia dengan cara-cara sederhana. Seperti pertemuanku dengan adik-adikku di SD Sanggrahan, aku yang keracunan virus semangat dari relawan pengajar SD Sanggrahan. Bahagia bisa menyelesaikan tugas tepat waktu, bahkan ketika melihat sahabatku sudah sembuh dari sakitnya.

Kebahagiaan bisa kita temukan dari mana-mana. Tak usah khawatir. Allah selalu punya rencana terbaik untuk merajut kebahagiaan hamba-hambaNya.