;

2.7.17

Menentukan Arah (1)


Kali ini, aku akan bercerita
Bukan mengajakmu mengingat perjalanan-perjalanan dan pilihan mu akan jodoh seperti yang Mas Gun utarakan di bukunya yang berhasil membuat teman-teman seusia saya baper parah.

Tapi tentang cerita-cerita yang lain, dengan sudut pandang lain, bahwa secepatnya kapal sudah akan berlabuh, layar sudah harus terkembang, dan tujuan harus sudah tentu pasti.


Tak bisa dipungkiri, kebiasaan menunda-nunda adalah penyakit kronis yang sering saya alami.
Bukan bermaksud menuduh, tapi kupikir begitu pun juga dengan kebanyakan orang.

Saya selalu merasa bahwa segala sesuatu akan berjalan baik dan telah diatur sedemikian rupa.
Banyak sekali hal-hal yang sebelumnya kita rencanakan berujung gagal
Menuai ke-tidak-jadian karena ke-tidak-siapan
Namun kita santai-santai saja
Tanpa beban
Alasannya?
Karena kita belum menentukan kemana  kapal kita akan bersandar dan mendarat

Pernah saya berpikir, angan demi angan yang terlintas dan kita cita-citakan hanya sekedar gaya dinamis
Yang dapat bergerak dan berubah sesuai kata hati

Sering kita merasa telah bekerja dengan keras, berpikir dengan sangat melelahkan
Tapi kita merasa tidak melakukan apa-apa
Bahkab merasa melakukan hal sia-sia
Karena tidak pernah mengerti akan tujuan

Menentukan arah
Menentukan kemana kaki akan melangkah
Menentukan kemana kapal akan berlabuh

Karena, sebaik-baik kehidupan adalan yang direncanakan
Karena sebaik-baik rencana adalah yang terarah

0 comments:

Post a Comment