Orang-orang Baik dan Mereka yang Terkuat
Langkahku belum juga sampai di depan pintu,
Mereka menghambur
Merengkuh dan memelukku begitu saja
Bergantian
Bahkan aku belum mengenal mereka
Senyum mereka menyeruak
Mengembang di pipi-pipi kurus mereka
"Astaga, gigi mereka pada gigis" batinku sambil tersenyum
"Astaga, tangan mereka bintik-bintik" ujarku kemudian (masih dalam hati)
Icha tersenyum, ia paham apa yang kusebutkan dalam hati
Mereka menyalamiku satu per satu
Masih dengan senyum yang sama
Mengenalkan nama-nama mereka
Hingga aku hampir melupakan dimana aku berada
Aku bersama mereka yang mengidap HIV/AIDS sejak lahir
Ah rasanya aku mendadak ingin menangis kemudian
Mereka tetap tersenyum
Kini menarik dan mengajakku bermain
Mereka rata-rata di bawah 7 tahun kurasa
Ada yang 3 tahun
Mereka yang terkuat
Yang terkucilkan oleh stigma dan rasa takut sekeliling
Bersama mereka kutemui senyum-senyum yang lain
Yang tak kalah manisnya
Mereka, para orang-orang baik
Yang senantiasa merawat dan mencipta senyum-senyum para ksatria kecil yang sedang berjuang melawan sakit
"Kak, besok kesini lagi ya.." ujar Okta, salah satu dari para ksatria
Orang-orang baik itu tersenyum, aku mengikuti
***
"Kamu tahu yang tadi di pojokan Is?" tanya Kak Janet, satu dari para pahlawan baik itu
"Iya, yang kurus banget dan terpisah dari temen-temennya?"
"Yap, namanya Mahfud, dia baru datang, menggantikan Rasti."
"Rasti?" tanyaku
"Iya, dia meninggal awal Juli lalu"
Ah aku kembali tertegun
Semoga ksatria dan pahlawan-pahlawan baik itu selalu dijaga Allah
Comments
Post a Comment