Posts

Showing posts from 2019

Menggenggam Paspor

Image
Penyesalan memang datang di akhir, kalau di awal namanya pendaftaran. Ungkapan itu benar adanya, sering kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari. Hal-hal yang banyak sekali kita kaitkan dengan ribuan bahkan jutaan alasan. Sudah sejak lama, ajakan, perintah, anjuran, dan keharusan untuk mencari passpor ditujukan untukku. Tapi tetap saja, begitu berat untuk sekedar menyiapkan persyaratan dan datang menuju kantor imigrasi. Dampaknya luas, amat sangat luas. Kebetulan aku merupakan salah satu penerima beasiswa asrama sejak tahun 2016, youthproject scholarship namanya. Hingga tahun 2019, berarti hampir 3 tahun lamanya, mimpiku untuk ke luar negeri hanya terhenti pada angan dan tulisan di secarik kertas. Kala itu, aku beralasan, ada banyak amanah yang tidak bisa ditinggalkan ke luar negeri, ada banyak tugas kuliah yang harus aku kerjakan, ada banyak hal yang kujadikan alasan untuk menahanku membuat paspor. Paspor adalah jendela dunia, salah satu benda ajaib yang bisa menghan...

Betapa Malu, Kalah oleh Nafsu

Image
Sore itu aku dan beberapa temanku pulang ke rumah (asrama), cukup lelah hingga kemudian kami sama-sama menginginkan semangkok mie ayam. Kami bergegas karena hari sudah cukup sore, takut akan segera tutup warungnya. Pertama kami menuju Mie Ayam langganan, mie ayam terenak versi lidah kami yang tidak cukup jauh dari asrama, ternyata tutup. Kami melaju ke Warung Mie Ayam yang lain. Sama, tutup.  Hingga ke Mie Ayam ketiga, dan alhamdulillah buka. Kami makan dan kemudian kembali ke rumah. Kami salat Maghrib dan bermalas-malasan mandi, kami memang cukup lelah karena agenda kami dari pagi tadi hingga sore. “Is, salat di Masjid kampus, yuk!” sebuah pesan masuk ke notifikasi whatsappku. “Engga ah, aku mau salat di masjid deket asrama aja,” jawabku “Loh, kenapa? Biasanya kamu paling semangat salat di masjid kampus,” tanyanya. “Masih capek, pengen yang salatnya sebentar aja,” jawabku. Azan Isya berkumandang dan aku bergegas mandi, disusul oleh temanku. Sele...

Jiwa-jiwa yang diharapkan…..

Image
Sejak muncul istilah Youlead dan berkembangnya pemahaman tentang program baru keluaran Dompet Dhuafa Pendidikan ini saya mulai berpikir. Benar-benar, pertanggungjawaban atas hasil belajar saya nantinya bukan hanya untuk diri saya sendiri, tapi untuk banyak orang lainnya. Secara langsung untuk adik-adik kami, PM Youlead ke depan. Saat sesi wawancara, saya menemukan banyak sekali jiwa-jiwa tangguh, jiwa-jwa pembelajar yang semangatnya segunung. Mereka, adik-adik yang qadarullah begitu keren, berbakat, dan bersemangat.  Ada yang sudah berkali-kali ke luar negeri untuk lomba, ada yang bahasa inggrisnya sungguh cap cis cus, ada yang hafidzoh mut’in berjuz-juz, ada yang punya visi misi hidup MasyaAllah ke depan, masyaAllah. “Alhamdulillah Mbak, akhirnya saya dibersamakan dengan Mas Mbak PM Baktinusa yang keren-keren, semoga saya bisa banyak belajar dan ketularan kerennya,” ujar salah satu PM Youlead pasca pengumuman pagi ini, (Selasa, 30/4/2019). Saya tering...

Porsi yang Tak Sama

Image
Sering kita merasa setiap orang memiliki kemampuan yang sama Atau setidaknya bisa dipaksakan untuk menjadi sama Sehingga setiap hal yang ada di bumi ini bisa disama-ratakan “Kemampuanku” sama dengan “kemampuanmu” “Kamu” sama “denganku” Ada suatu kisah yang menyentak dan menjadi sebuah titik refleksi. Pernah suatu ketika aku sedang berkumpul dengan teman-temanku. Kami berencana untuk memberikan hadiah kepada salah seseorang teman kami yang berulangtahun. Salah seorang temanku, sebut saja Alifa mengkomando kami untuk membayar iuran bersama, kala itu senilai Rp. 50.000 rupiah per orang. “Emm, temen-temen, sepertinya kali ini aku ndak ikut iuran saja, soalnya aku mau bikin kado sendiri, aku berencana memberikannya tas rajut, ini aku sudah bawa alat-alat rajut dari rumah,” ujar Reni, salah seorang dari kami. Seketika semuanya hening. Aku tersenyum, “Ya ngga bisa gitu dong, kan ini atas nama bareng-bareng, berarti semuanya tetap harus iuran tanpa terkecu...

Jangan takut sendirian! Berbagi pasti ada temennya!

Image
Akhir Tahun, 2015 Aku masih malu-malu kala itu, salah seorang kakak tingkatku di kampus mengajakku ke sebuah sekolah. Aku masuk ke ruangan bernamakan perpustakaan yang menjadi bangunan paling ujung di sekolah. Saat aku masuk dan melihat sekeliling, aku tak merasa seperti sedang berada di perpustakaan. Hanya ada beberapa buku yang tersusun tidak rapi di satu-satunya rak kayu yang ada. Beginikah potret sekolah di dekat kampus? tanyaku di dalam hati saat itu. Hari itu, yang tak kuingat tepatnya tanggal berapa, aku bertemu dengannya. Anak kecil polos yang masih terbata-bata membaca. Aktivitas yang harusnya mengerjakan pekerjaan rumah di buku LKS pun tak bisa dikerjakan.  “Mana mungkin bisa mengerjakan, anak ini sama sekali tidak bisa membaca,” ujarku saat itu. Jadilah aku mengajarkannya membaca, mengenal kembali huruf yang untuknya masih terbalik-balik. Aku masih ingat, b dibacanya d, d dibacanya p, dan yang lainnya. Aku tetap membersamainya, hingga waktu b...

KARENA MENJADI JUARA TAK MELULU TENTANG KITA

Dalam setiap hal, bahkan setiap waktu,  selalu terngiang-ngiang dalam benak, _"Jika kamu mendapati suatu hal yang tidak semestinya, maka cari tahu alasannya.  Jika tak ada yang bisa merubahnya,  maka berbahagialah, Allah berikan kesempatan itu padamu."_ Saat itu, dalam pikiran kami adalah bagaimana kita bisa membawa perubahan,  sesedikit mungkin. Teman-temenku mulai menanyakan apresiasi,  seperti perlombaan-perlombaan lain pada umumnya. Kami bersepakat. Mengusahakan apresiasi,  dan membawa perubahan pada sistem. _Pada suatu ketika_ "Teman-teman,  kita diminta mengumpulkan sertifikat,  sepertinya sebentar lagi, apa yang kita usahakan tercapai," kataku. _Berbulan-bulan setelahnya_ "Jadi,  gimana perkembangan pengajuan apresiasi yang kemarin?" tanya beberapa orang padaku. "Semua berkas sudah masuk,  ditunggu ya, insyaAllah bisa, " kataku saat itu. _Berbulan-bulan setelahnya lagi_ Malam itu senyap tapi agak sesak....

Belajar Menjadi Perempuan (1)

Akhir-akhir ini saya sering tersenyum Nyatanya saya masih perlu banyak belajar Saya menemukan sebuah konsep yang saya yakini dapat menjadi salah satu pedoman hidup Dalam tataran puncak pembelajaran yang paling tinggi, salah satunya Tidak lain dan tidak bukan Adalah belajar menjadi seorang perempuan Betapa tinggi derajat perempuan Harus Menjadi individu yang kokoh dan cerdas Menjadi seorang anak yang berbakti Mampu Menjadi istri sholihah dan mengabdikan diri kepada suami Menjadi ibu yang teduh untuk anak-anaknya Dalam kisah-kisah terdahulu, dikisahkan betapa tangguhnya Maysitoh, dengan keteguhan hati dan kesabarannya ia mengikhlaskan dirinya terjun ke belanga mendidih untuk mempertahankan keesaan Allah. Dalam kisah-kisah terdahulu, dikisahkan betapa bersahajanya Fatimah putri Rasulullah Dalam kisah-kisah terdahulu, diceritakan betapa mulianya Maryam yang diuji dengan ujian yang teramat berat Dalam kisah-kisah terdahulu, disebutkan betapa lembutnya Asiyah, istri ...

Berkarya atau Mati

Image
Setiap orang yang kita ketemui di jalan sejatinya adalah ladang pembelajaran. Hari itu cukup padat rasanya, aku dan adik organisasiku harus menunggu salah seorang pejabat kampus untuk merealisasikan usulan kami di Ikatan Mahasiswa Berprestasi UNS. Kami menunggu sambil mengobrol, banyak hal, dan dari kesemuanya kesimpulannya adalah tentang peran. Kami mengingat-ingat, betapa banyak jajaran orang-orang yang terkenal di kampus akan tenggelam begitu saja setelahnya bila tak ada karya pendukung lainnya. Seorang menteri atau presiden di BEM akan dikenal di tahun itu saja, oleh orang-orang di lingkarannya saja, di satu kabinet di BEM itu saja dan selanjutnya akan mudah terlupakan oleh generasi selanjutnya. Seorang mawapres pun begitu. Euforia kemenangan hanya sekejab, diingat hanya sepintas, dibanggakan hanya sekilas waktu saja, hingga waktu bergulir, dan Mawapres tahun selanjutnya diumumkan. Everything will change. Kejayaan itu sementara. Dan niat akan menjadi penentu di...