Posts

Showing posts from 2016

Ajarkan aku untuk ikhlas

Seharian tadi aku mengisi lembaran demi lembaran kertasku dengan kalimat mendayu-dayu. Kukatakan, betapa tidak beruntungnya aku karna tidak pernah didengar Padahal kata demi kataku belum tentu buruk lho Tapi aku harus mencoba ikhlas Kasian benar aku! Kesempatan demi kesempatan aku terjang begitu saja, beberapa Sungguh sangat mengecewakan sebenarnya Kutuliskan lagi, bahwa aku  ikhlas Karena aku sudah mencintai Kujelmakan lagi beberapa hal, terkait banyak hal Mungkin saja memang telinga, dan mataku tertutup banyak-banyak Salahku memang Iya, salahku Aku terlalu mencintai Akhirnya, aku harus mengikhlaskan Aku harus melepas Siapapun, tolong aku! Ajarkan aku untuk ikhlas.

Layar dan Balik Layar

Image
Eksistensi . Siapa pun membutuhkan pengakuan atas dirinya. Eksistensi bisa berarti muncul atau terlihat, terlihat dimana pun, baik di dunia nyata maupun di dunia maya lewat saluran-saluran media baru yang menjamur di tangan-tangan siapa saja melalui ponsel pintar mereka. Semakin banyak saja perlombaan-perlombaan untuk mengejar pengakuan orang lain lewat eksistensi yang ditampakkannya. Memang sih terlihat baik hampir menjadi goal of life setiap makhluk di muka bumi, hanya saja kompetisi demi kompetisi yang digelar semakin membuat semuanya runyam. Baik buruk seseorang memang mencitrakan dirinya untuk diterima publik, berkaitan langsung dengan personal branding seseorang. Namun, lagi-lagi kebanyakan orang terlalu ambisius untuk terlihat baik, bukan memperbaiki dirinya. Berbicara mengenai eksistensi diri melalui sosial media, dalam dunia nyata pun masih sangat sering kita jumpai orang-orang yang memang terlihat selalu ingin tampil di depan untuk dikenal, untuk eksis, sampai me...

Biarkan Warna Itu Tetap Ada

Image
Saya bisa dikatakan polos karena kurang main, kurang belajar, kurang membuka pikiran dan yaaa bisa dikatakan senang di zona nyaman. Saya memang hobi baca buku, meskipun hanya yang sesuai kesukaan, mulai dari biografi, genre melankolis, genre-genre sastrawi, sejenis roman, prosa, puisi, dan lain sebagainya. Dewasa ini ikut-ikutan panas telinga saya mengetahui banyak perbedaan, banyak asumsi, banyak sudut pandang. Saya yang tidak tahu hanya terkadang mengangguk-angguk, menggeleng-geleng, mengiya-sekata, menolak-selupa, dan lagi-lagi ujung-ujungnya saya tidak paham. Si A mengatakan B, si B mengatakan D, si B dan C berkata AIUEO, namanya juga saya kurang paham, yang banyak orang mendukung pasti saya iyakan baik, yang kemudian menentang dengan berbagai bukti pun akhirnya ikut-ikutan saya timpali dengan anggukan, bahkan saya ikut-ikutan membumbui, payah sih memang tapi namanya orang belum tahu, "katanya hukumnya tidak apa-apa" kataku membela diri. Hawa panas itu lam...

Brand Yourself with Your Social Media

Image
Tak ada mendung, gerimis, hujan, atau apapun hari ini. Hanya ada sedikit kecemasan akan pemutusan listrik serentak yang akan dilakukan pihak PLN. Semalaman tadi, keluarga Lova dibingungkan dengan surat edaran pemadaman listrik yang akan dilakukan di daerah Jebres (Red: tempat kami tinggal), tidak tanggung-tanggung, dalam surat tersebut diserukan bahwa pemadaman akan berlangsung 6 jam (kabar buruk bagi makhluk-makhluk digital semacam kami, dan kaum-kaum mahasiswa), lantas sejak malam, berbondong-bondonglah kami mengecharge semua power bank yang ada, menghemat-hemat pemakaian baterai handphone, dan memikirkan apa yang akan dilakukan hari ini dengan 6 jam tanpa listrik. Sedangkan aku, hari ini dijumpakan dengan selebriti ibu kota yang tiba-tiba masuk kampus. Ah, jangan dibayangkan kami norak ya, anak-anak kampusku ternyata tidak terlalu mengidolakan aktris. Terbukti dengan penyangkalan dari hukum-hukum perngefans-an yang tidak terlalu histeris berlaku di kalangan mahasiswa-...

Menemui Ujung

Image
Derap langkah bergemeruduk keras, setengah berlari, sepintas memelan Lantas sayup-sayup, kemudian tak terdengar Derap langkah kembali muncul Langkah demi langkah Kembali aku tertunduk Sepi menggenang, gemerisik daun bersahut-sahutan Aku terkesima sejenak Aku belum menemui ujung, namun kabut di kiri kananku mulai membekukan langkahku Membatasi pandangan tapal batas di luar sana Kusampaikan kepada-Nya, kepada mereka, kepadamu, kepada setiap burung yang melintas, kepada serangga-serangga yang sempat menggigit kakiku, dan kepada siapapun, pun kepadanya yang senantiasa kudoakan di setiap waktu Bahwa aku harus tetap menemui ujung

Semuanya Akan Berjalan Baik

Semuanya akan berjalan baik Debu jalanan tak akan mengganggu pernapasanmu Semuanya akan berjalan baik Ombak yang di lautan sana tidak akan memangkas jantungmu Semuanya akan berjalan baik-baik saja Buku-buku yang tak pernah terbaca olehmu Tidak akan pernah menerkammu Semuanya akan berjalan baik Lampu-lampu kota yang berjejeran di sana Akan terus menerangi langkahmu Meskipun hati yang telah kamu pilih Telah menghancurkanmu sehancur mungkin Semuanya akan baik-baik saja Aku akan tetap memberimu bunga Meskipun warnanya telah berubah menjadi kehitaman Semuanya akan baik Iya, tentu saja Semuanya akan berjalan baik

Kolaborasi yang Bermetamorfosa

Malam semakin menampakkan ketenangan Ketika rembulan semakin beranjak meninggi Udara malam semakin berembus menusuk tulang Di kaki gunung lawu Mataku menyipit kelaparan akan gelap, tubuh mulai limbung menyimpan kerinduan terhadap kasur. Tujuan utamaku kini ialah kamar, tempat berkeluh kesah atas kegiatanku hari ini, tempat mengadu dan tempat memanjakan mata yang tak sabar terpejam. Serambi merebahkan tubuh, kuraih handphone ku dan kugeser layarnya melihat fitur instagram yang selalu menarik untuk dilihat, tentu saja meskipun mata ini tak kuasa untuk menahan bermanjaan dengan gelap. Tarik ulur gambar-gambar di instagram membuatku menyimpulkan beberapa hal tentang makna kolaborasi. Iya, kata yang sering digaungkan di mana saja untuk mengartikan arti pengorganisasian dan kerja sama. "Ah, jadi semuanya omong kosong" pikirku sejenak Aku melihat berbanyak orang menginginkan keadilan, menginginkan kerjasama bahu membahu, tapi ternyata semuanya hanya untuk sekedar kata ...

Rumah yang Kini Asing

Waktu menunjukkan pukul tiga sore, aku bergegas menuju rumah yang akhir-akhir ini sering kutinggalkan cukup lama. Aku melempar tasku di ruang tamu, kemudian berlari ke ruang tengah, sepintas warna dinding, penataan hiasan dinding, meja kursi, dan furniture semacam lemari bifet tetap sama seperti semula, tivi juga masih dalam posisi biasanya. Namun, tetap saja ada yang terasa berbeda dan aku masih mencari-cari. Sesampai di kamar, kulihat di bayanganku  semuanya asing, sampai-sampai aku pun bertanya-tanya yang asing aku-nya atau memang asing tempat ini (red: rumah). Sampai tiba-tiba kudengar suara dari belakang  "Na, ngapain ke sini?"  Akupun bingung setengah sadar  "Apakah ini benar-benar rumahku?" Kujawab hanya dengan diam, lantas aku mulai berkeliling rumah, mencegah keanehan-keanehan yang terjadi. " Oh tidak! Rumahku ini ditempati berbanyak orang dan mereka saudaraku (katanya), yang sangat aku cintai dan aku banggakan (padahal aku ...

Lalu lalang dan Nikmat Pagi

                   Pagi ini seperti pagi biasanya, libur kuliah saya isi dengan membantu orangtua di rumah. Bukan sesuatu yang berlebihan, saya hanya membantu beberapa tetek bengek urusan rumah tangga ditambah sebagai tukang ojek pribadi bagi adik-adik saya yang berangkat ke sekolah.       Pagi ini, saya sengaja memperlambat pacuan saya dalam berkendara motor, alasannya, sore nanti saya akan kembali ke kota perantauan saya meski hanya sebentar. Alur jalan yang berliku-liku membuat saya benar-benar ingin menikmati pagi ini, dengan hamparan sengkedan sawah yang luas di kanan-kiri jalan. Pun juga senyum gagah merbabu, merapi dari kejauhan yang tampak perkasa dan membuat raga ini semakin bersemangat.           Sesampai di tempat yang cukup ramai (red: pasar) saya disibukkan dengan fokus di jalanan penuh lalu lalang kendaraan bermotor. Menyeberang dengan jalan seperti semut merayap tempat aktivitas s...

Bukalah Mata, Jangan Kau Tutup dengan Jemarimu..

Saya berjalan diantara bebatuan, bebatuan terjal yang seringkali menghadang jalan serta angin yang berembus kalang kabut tak karuan. Kawin-mawin tubruk menubruk membentuk rasa gundah dan gelisah luar biasa. Pikiranku kalang kabut, tak pernah aku lupa tentang bagaimana jalan yang harus aku tempuh. Aku telah mencoba sebisaku, kutanyakan pada rerumputan di kiri kanan jalanku. Tapi harus akui bahwa semuanya tidaklah semudah yang aku kira, jalan yang kutempuh memang susah bukan main, berbelit-belit, tapi bukankah perjuangan harus tetap diteruskan? Kalau saja aku berdiri siang ini dan saya katakan semuanya akan baik-baik saja, ilmu-ilmu yang aku dapatkan hanya akan sampai pada tahap non-istimewa dan akan stagnan di tempat.