;

3.12.16

Biarkan Warna Itu Tetap Ada


Saya bisa dikatakan polos karena kurang main, kurang belajar, kurang membuka pikiran dan yaaa bisa dikatakan senang di zona nyaman. Saya memang hobi baca buku, meskipun hanya yang sesuai kesukaan, mulai dari biografi, genre melankolis, genre-genre sastrawi, sejenis roman, prosa, puisi, dan lain sebagainya.

Dewasa ini ikut-ikutan panas telinga saya mengetahui banyak perbedaan, banyak asumsi, banyak sudut pandang. Saya yang tidak tahu hanya terkadang mengangguk-angguk, menggeleng-geleng, mengiya-sekata, menolak-selupa, dan lagi-lagi ujung-ujungnya saya tidak paham.

Si A mengatakan B, si B mengatakan D, si B dan C berkata AIUEO, namanya juga saya kurang paham, yang banyak orang mendukung pasti saya iyakan baik, yang kemudian menentang dengan berbagai bukti pun akhirnya ikut-ikutan saya timpali dengan anggukan, bahkan saya ikut-ikutan membumbui, payah sih memang tapi namanya orang belum tahu, "katanya hukumnya tidak apa-apa" kataku membela diri.

Hawa panas itu lama-lama menggelisahkan, apalagi saat saya membaca quotes spesial yang dijadikan foto profil media sosial teman saya, katanya "Cari tau Sumbernya, Jangan Mencerna Gaung". Jangan hanya iya-iya, enggak-enggak, ayo-ayo, jangan-jangan. Usaha sedikit kalo mau cari tahu, jangan gampang menyerap informasi dari sumber-sumber yang hanya tau permukaan, gali darimana ujungnya, darimana arus berasal, jangan hanya ikut-ikutan, parahnya malah jadi bumbu pula. Ah, payah memang kamu Is!

Lambat laun sadarlah saya untuk memperluas sudut pandang, katanya saya memang masih cupu, baru bisa melihat melalui satu sudut pandang, hebat juga ya mereka-mereka yang merasa sudah bisa melihat dengan sudut pandang yang berbeda-beda, Ah! andai saja mereka mau mentransfer ilmu bagaimana cara melihat sudut pandang dengan cara yang berbeda, pasti banyak deh pasti yang berminat mendengarkan.

Akhirnya berangkatlah saya menuntut ilmu ke kota seberang, bukan berarti di solo tidak bisa belajar lho ya. Katanya kan harus melihat dari sudut pandang yang berbeda, maka dari itu saya coba meluaskan sayap dan mengisinya dengan pundi-pundi ilmu. Biar sudut pandang saya bertambah, sesuai keinginan kamu itu lho.

Dalam perjalanan saya kali ini, singkat cerita ada ilmu yang saya patenkan dalam diri saya, bahwa kalau tidak tahu, ya belajar, jangan sampai stagnan di tingkat tidak tahu dan terus menerus salah dengan alih-alih tidak tahu, bodoh namanya. Selagi muda manfaatkanlah waktu sebaik-baiknya. Jangan mencerna gaung, jangan sok tau, belajar, belajar, maknai keberagaman.

Biarkan yang merah tetap menjadi merah, kuning tetap kuning, hijau tetap menjadi hijau, bahkan biarkan yang hitam tetap menjadi hitam. Karena yang terpenting bukanlah persatuan, melainkan kolaborasi yang saling menghidupkan satu sama lain untuk mencapai tujuan yang bermanfaat.

Tidak perlu merasa paling tinggi, tidak perlu merasa paling unggul, hargai yang lain.

Biarkan saja warna-warna itu tetap ada --



0 comments:

Post a Comment