Pelangi di Mataku Sepasang mata kejora menatap ke arahku. Sepuan bibir senja menuai cerita. Bilamana ada jalan di ujung perantauan, Jikalau ada tinta di ambang kertasku. Aku ingin menulis, melukis kata di wajah permaimu. Biar dunia jadi saksi, biar kertas jadi ijazah. Aku ingin bercerita. Mengapa ada wajah melimbung bahtera. Mengingatmu bak pualam magma. Betapa riang, betapa senang. Dan harus kukatakan padamu. Aku sangat merindukanmu.
Posts
Showing posts from May, 2014
- Get link
- X
- Other Apps

Sorak Pemimpin Baru Gegap mentari mulai menari Gayung bersambut meraih ambisi Entah warna A, entah warna B Rakyat papa bertaruh harap Napas kami di setiap Anda Jangan kau kecewakan kami Pasang spanduk sana-sini Umbar janji kesana-kemari Kami butuh bukti Tak usang janji puisi Akankah kau akan peduli ? Tentukan masa depan bangsamu ! ilamana kelam menikam kalnu Tangis menyesaki ibu pertiwi Pemimpinku.... Calon pemimpin bangsaku Kumohon bahagiakan kaum kami Tak hanya umbar tampang di Televisi Ingat ! Ingatlah kami ! Nasibku, Hidupku, Puluhan, Ratusan kami Berebut centong Demi sesuap nasi Tampar ! tamparlah kami ! Jika nanti hukummu Kupijak tanpa aturan "9 Juli 2014" -INI-
- Get link
- X
- Other Apps
Kawan-kawanan Aku tak paham arti sebuah kawan Dia datang. dia pergi Tanpa arah, tiada pasti Aku disini, selalu disini Menantimu yang seolah membunuhku perlahan Mengeraskan hati Menggerus harapan Kau datang ku dibuang Kau pergi ku dicari Jika itu yang begitu Aku tak menyalahkanmu Masih ada ribuan orang Yang tak terlarang Dalam kepura-puraan -langit mulai mendung-
- Get link
- X
- Other Apps

Penantian Merajut warna pelangi Merantau harap tapa intuisi Temaram perlahan merambati Akankah aku sudah terlambat ? Derai angin sudah menikung Gumpalan asap membumbung Aku mencintaimu Haruskah sesulit itu Kukatakan padamu ? Menunggu berumbai-rumbai Tiada kata kulukis permai Biar senja masih membayang Merangkak pasti menuju petang Sampai kapan lagi ? -INI-
- Get link
- X
- Other Apps
Andai Ya Tahu Aku terdesak hati terampas Tersabit kampat terbuai kapas Hati teramat aduhai Angan belukar berandai-andai Ingin berbuat beratap tanya Menanti pasti meski hampa Tak berawal berprajurit Belajar mengapit peluit Mencintaimu laksana samudera Meski tak terbalas Tak apa mengapa Aku sudah mencintaimu -INI-